Pulau Runduma secara geografis terpisah jauh dengan pulau lain di Wakatobi. Masih dalam satu kawasan administrasi Kecamatan Tomia, pulau ini kelihatan paling unik dibandingi dengan pulau-pulau yang lain. Hal ini sebab bila diamati dari satelit, pulau ini kelihatan berbentuk hati dengan panorama pasir putih yang memanjang di pesisir pantainya. Formatnya yang unik menjadi ciri khas pulau ini.
Pulau yang tenar dengan estetika alam dan pantainya yang cantik ini betul-betul hening. Beberapa besar zonanya tertutup dengan pohon-pohon dan semak belukar. Meski pulaunya sendiri berpasir putih dan empuk. Pulau yang bersih ini betul-betul sesuai bagi para pecinta alam untuk menjelajah dan mencoba beraneka aktivitas untuk mendapatkan pengalaman tamasya baru.
Situs Judi Slot Terbaik Dan Terpercaya No 1
Pulau Runduma, Pesona Pulau Eksotis & Surganya Para Penyu di Wakatobi
Tak cuma estetika alamnya, Pulau Runduma juga tenar sebagai daerah untuk menangkar penyu. Warga sekitar mengizinkan penyu-penyu datang dan bertelor. Lazimnya tiap bulan, pengawas Taman Nasional Wakatobi akan datang untuk memperhatikan dan menghitung pertambahan populasi penyu serta biota laut di wilayah hal yang demikian. Penyu yang umumnya bertelor umumnya yakni macam penyu hujau dan penyu sisik.
Sebagai destinasi tamasya bagi para pecinta alam, Pulau Runduma mempunyai beraneka tenaga tarik. Anda yang memang mau bertamasya di daerah yang hening dengan suasana alam yang masih betul-betul kental, karenanya pulau ini bisa menjadi pilihan Anda. Di pulau ini, Anda akan dapat menikmati kembali ke alam. Tenaga tarik berikut dapat jadi bisa membikin Anda mau berkunjung.
1. Pantai yang Menawan
Pulau ini dikelilingi dengan hamparan pasir putih yang bersih dan luas. Pasir yang halus ini, kemudian dipadukan dengan laut biru kehijauan yang betul-betul bening. Ombak di laut tak besar dan angin yang semilir membikin suasana menjadi hening dan tentram. Kalau Anda menyenangi ketenangan, karenanya Anda akan betah berlama-lama menghabiskan waktu di pulau ini.
Panorama alam akan jauh lebih cantik dikala memasuki petang ketika sang surya terbenam. Dari pulau ini, sang surya kelihatan betul-betul terang. Udara juga senantiasa segar sebab jauh dari keramaian kota sehingga tak ada polusi. Estetika alam dan keasriannya serta udara yang masih bersih menjadi tenaga tarik utama daerah ini. Pengunjung yang penat oleh aktivitas di perkotaan, bisa istirahat sebentar di pulau ini.
2. Terumbu Karang
Wakatobi tercatat mempunyai lebih dari 500 macam terumbu karang, tersebar pada pulau koral atau disebut atol sejauh 47 km dan menjadi yang terpanjang di dunia. Terumbu karang macam Acropora spp dan Porites spp menjadi yang paling dominan di kawasan ini. Biota laut juga tak keok cantik. Ada banyak ikan-ikan yang cuma bisa di temui di Wakatobi saja.
Masih dalam satu kawasan Wakatobi, Pulau Runduma juga mempunyai estetika terumbu karang. Perairan yang memutari pulau dipenuhi dengan terumbu karang yang membikin para pecinta olahraga snorkeling maupun diving untuk datang dan memperhatikan keindahannya. Sehingga dengan demikian, terumbu karang bisa menjadi tenaga tarik tersendiri.
3. Penangkaran Penyu
Pulau ini memang tenar sebagai surga bagi penyu, terlebih penyu hijau dan penyu sisik. Penyu-penyu datang dan bertelor di kawasan pantai atau di pulau tak berpenghuni di samping pulau ini. Taman Nasional Wakatobi juga secara rutin terus mengawasi populasi penyu supaya konsisten terjaga. Menjadi salah satu tenaga tarik, sebab bila mujur, pengunjung bisa memperhatikan sendiri penyu datang dan bertelor.
4. Penduduk Pulau
Penduduk dari Pulau Runduma yang berjumlah kurang lebih 140 kepala ini menjadi tenaga tarik tersendiri sebab mempunyai kepedulian yang tinggi kepada lingkungan. Penduduk hidup berdampingan dengan penyu. Mereka mengizinkan dan tak pula mengusik penyu-penyu yang datang untuk bertelor. Kecuali penyu, mereka juga betul-betul menjaga kelestarian ekosistem laut.
Penduduk yang mencari ikan dengan sistem yang konvensional. Dengan demikian, terumbu karang dan ekosistem di dalamnya bisa terjaga dengan bagus. Mereka tak memakai sistem-sistem yang bisa merusak laut seperti bius atau bahan peledak, cukup memakai pukat atau jala saja. Bagi penduduk di pulau ini, terumbu karang patut dijaga dengan sebaik-bagusnya.