KH Ahmad Dahlan dan Perannya dalam Pendidikan Indonesia
Muhammad Abduh dan KH Ahmad Dahlan adalah figur yang sangat kontroversial, tetapi juga sangat penting dalam perjuangan mereka untuk menegakkan pendidikan agama Islam di negara mereka. Untuk membandingkan keduanya, jelas ada perbedaan dalam upaya mereka dan sasaran mereka untuk pembaharuan pendidikan Islam.
Menurut tinjauan latar belakang, Muhammad Abduh mendukung pembaharuan pendidikan di Mesir karena selama perjalanannya menuntut ilmu, dia menemui beberapa hambatan yang align-us.org membuat pembelajaran ilmu sulit diterima di masyarakat Mesir pada saat itu. Hambatan-hambatan tersebut meliputi: a) Kebiasaan taqlid yang berlebihan terhadap ulama’ di kalangan umat Islam; dan b) Stagnasi atau kemandegan pemikiran masyarakat Muslim, dalam hal ini Muhammad Abduh
Konsekuensinya adalah kebebasan berpikir kritis. c) Kelemahan dan keterbelakangan yang dialami kaum Muslim disebabkan oleh unsur-unsur yang berasal dari luar, seperti hegemoni Eropa yang membahayakan eksistensi masyarakat Muslim dan realitas internal, seperti keadaan yang terjadi di kalangan kaum Muslim sendiri.
Muhammad Abduh memberanikan diri untuk melakukan pembaharuan pendidikan karena keadaan masyarakat Mesir yang sangat memprihatinkan. Tujuannya adalah untuk membuat orang-orang di Mesir belajar tentang ilmu dan berpikir kritis sehingga mereka dapat mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki.
Dilihat dari latar belakang, pembaharuan pendidikan yang dipelopori Muhammad Abduh serupa dengan pembaharuan yang dipelopori oleh KH Ahmad Dahlan. Kedua pembaharuan ini terjadi di masa kolonial Belanda yang mendominasi masyarakat Indonesia, terutama umat Islam.
Selain itu, banyak praktik ibadah yang masih mengandung TBC (Tahayyul, Bid’ah, dan Churofat), dan sistem pendidikan kala itu juga masih kuno, dengan pendidikan Islam hanya difokuskan pada santri-santri yang ada di pondok pesantren. Akibatnya, masyarakat di luar pondok pesantren tidak mendapatkan pendidikan agama Islam yang memadai.
Sehubungan dengan pertanyaan apakah ada hubungan antara pembaharuan pendidikan Islam yang dipromosikan oleh Muhammad Abduh di Mesir dan pembaharuan pendidikan Islam yang dipromosikan oleh KH Ahmad Dahlan di Indonesia, jawabannya adalah ya.
Penulis menemukan bahwa Muhammad Abduh menjadi salah satu inspirasi KH Ahmad Dahlan dalam memulai pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia, berdasarkan riwayat pendidikannya di Makkah dan buku yang dia baca, termasuk buku Al-Islam wan Nashraniyyah.
Selanjutnya pada aspek-aspek pendidikan, Muhammad Abduh menempatkan empat poin penting sebagai sasaran pembaharuan pendidikan: tujuan pendidikan, kurikulum, metode, dan pendidikan perempuan. Sementara KH Ahmad Dahlan juga menempatkan empat poin penting sebagai sasaran pembaharuan pendidikan: sistem pendidikan, tujuan pendidikan, materi pendidikan, dan metode pendidikan.